Home » » Hubungan Samsung-Microsoft Panas karena Nokia

Hubungan Samsung-Microsoft Panas karena Nokia


Samsung menilai Microsoft melakukan persaingan bisnis yang tidak adil dalam ekosistem ponsel pintar, Kamis (27/10), setelah Microsoft menyelesaikan transaksi mengakuisisi unit bisnis ponsel dan layanan Nokia pada April 2014.

Kasus ini bermula dari gugatan Microsoft yang menuding Samsung melanggar perjanjian kerjasama bisnis. Gugatan yang diajukan awal tahun ini di pengadilan federal, New York, AS, menyatakan bahwa Samsung berutang US$ 6,9 juta atau Rp 87,2 miliar dalam royalti paten yang belum dibayar sejak tahun lalu ke Microsoft.

Dalam dokumen yang diberikan ke pengadilan Kamis lalu, Samsung mengakui bahwa perusahaan setuju untuk membayar royalti dalam pertukaran lisensi paten kepada Microsoft dalam bisnis ponsel Android dan Windows Phone.

Dalam kerjasama ini, Samsung berjanji akan berbagi informasi bersifat rahasia kepada Microsoft. Sebagai gantinya, Microsoft akan mengurangi pembayaran royalti jika Samsung mencapai target penjualan ponsel Windows Phone.

Setelah Microsoft menyelesaikan akuisisi Nokia, Samsung menganggap bahwa Microsoft menjadi pesaingnya dan menolak untuk berbagi informasi yang bersifat rahasia.

Samsung mengatakan Microsoft telah melakukan persaingan bisnis yang tidak adil. “Perjanjian ini mengundang tuduhan kolusi,” tulis Samsung dalam dokumen pengadilan, seperti dikutip dariReuters.

Dalam sebuah pernyataan, Microsoft yakin langkah yang diambilnya telah benar dan akan memenangkan gugatan.

Microsoft selesai mengakuisisi unit bisnis ponsel dan layanan Nokia pada April 2014. Perusahaan yang didirikan oleh Bill Gates itu harus merogoh kocek US$ 7,2 miliar atau sekitar Rp 79 triliun.

Dengan dibelinya unit bisnis ponsel dan layanan ini, membuat kelompok bisnis Nokia Group yang berbasis di Espoo, Finlandia, hanya mengandalkan tiga unit bisnis yang tersisa yaitu infrastruktur telekomunikasi (Nokia Solutions and Networks), layanan peta digital (Nokia Here), serta unit pengembangan teknologi dan lisensi paten (Advanced Technologies).

Nokia Group telah menunjuk CEO baru, Rajeev Suri sejak 29 April 2014. Sementara posisichairman diduduki oleh Risto Siilasmaa.

Suri mengatakan Nokia Group akan memperkuat bisnis infrastruktur telekomunikasi dan melanjutkan investasi besar pada penelitian dan pengembangan untuk lisensi paten yang diprediksi dapat meningkatkan nilai perusahaan.

0 comments:

Post a Comment