A. Koloid
Sistim Koloid adalah suatu sistim disperse (campuran) yang keadaanya terletak antara larutan sejati (campuran homogeny) dan suspense (campuran heterogen). sistim koloid tampak homogen dilihat tanpa menggunakan mikroskop, teetapi dengan menggunakan tampat terlihat partikel-partikel fase terdispersi. ukuran partikel zat terdispersi dalam koloid lebih besar dari ukuran partikel dalam larutan dan lebih kecil daripada ukuran partikel di dalam suspense. partikel koloid dapat disaring dengan menggunakan kertas saring yang berpori-pori sangat halus (penyaring ultra). berdasarkan sistim dispersinya suatu koloid tampak seperti suspens, akan tetapi secara fisik tampak seperti homogen sehingga juga koloid di sebut suspense homogen. Contoh koloid antara lain: susu bubuk dalam air, agar-agar yang dilarutkan dalam air, mayones.
B. Pengelompokkan Koloid
Sistim koloid ialah campuran yang heterogen. telah diketahui bahwa terdapat tiga fase zat yaitu gas, cair, dan padat. dari ketiga fase zat ini dapat dibuat 9 kombinasi campuran fase zat, tetapi yang membentuk koloid hanya 8 karena campuran fase gas dan fase gas selalu menghasilkan campuran homogen (larutan / satu fase) sehingga tidak dapat membentuk sistim koloid.
Berdasarkan fasa terdispersi dan medium pendispersinya, sistim koloid dapat dikelompokkan menjadi beberapa golongan, yaitu:
1. Berdasarkan kombinasi fasanya koloid digolongkan ke dalam :
a. Sistim Koloid fase padat - cair (SOL)
Sol terbentuk dari fase terdispersi berupa zat padat dan pendispersinya berupa cairan. sol yang memadat disebut Gel. Contoh: Agar-agar, pectin, Gelatin , Cairan Kanji.
b, Sistim koloid fase padat - padat (Sol Padat)
Sol padat terbentuk dari fase terdispersi padat dan medium pendispersinya juga padat. Istilah sol juga digunakan untuk menyatakan sistim koloid yang terbentuk dari fase terdispersi berupa zat padat di dalam medium perdispersi berupa zat cair, tidak perlu digunakan istilah sol cair, cukup istilah sol saja.
Contohnya : - logam campuran (aloi), misalnya : stainless yang terbentuk dari campuran logam besi, kromium, dan nikel.
- kaca berwarna dalam hal ini zat warna tersipersi di dalam medium zar padat (kaca).
c. Sistim koloid padat - gas (Aerosol Padat)
Sistim koloid fase padat - gas terbentuk dair fase terdispersi berupa padat dan fase pendispersi berupa gas. Contoh: Asap.
d. Sistim koloid fase cair - gas (Aerosol)
Terbentuk dari fase terdispersi berupa zat cair dan fase pendispersi berupa gas, yang disebut aerosol. Contoh: Kabut dan Awan.
e. Sistim koloid fase cair - cair (Emulsi)
Terbentuk dari fase terdispersi berupa zat cair dan medium pendispersi yang juga berupa cairan. campuran yang terbentuk bukan larutan, melainkan bersifat heterogen misalnya campuran minyak dan air. emulsi juga disebut "Emulgator". contoh emulgator adalah sabun, detergen, dan lesetin. minyak dan air dapat bercampur jika di tambahkan emulgator berupa sabun dan detergen. Contoh: Susu, Santan, Krim, Lotion.
Terbentuk dari fase terdispersi berupa zat cair dan fase pendispersi berupa gas, yang disebut aerosol. Contoh: Kabut dan Awan.
e. Sistim koloid fase cair - cair (Emulsi)
Terbentuk dari fase terdispersi berupa zat cair dan medium pendispersi yang juga berupa cairan. campuran yang terbentuk bukan larutan, melainkan bersifat heterogen misalnya campuran minyak dan air. emulsi juga disebut "Emulgator". contoh emulgator adalah sabun, detergen, dan lesetin. minyak dan air dapat bercampur jika di tambahkan emulgator berupa sabun dan detergen. Contoh: Susu, Santan, Krim, Lotion.
f. Sistim koloid fase cair - padat (Emulsi Padat)
Terbentuk dari fase terdispersi berupa zat cair dan medium pendispersinya berupa zat padat, dikenal juga dengan nama emulsi padat. Contoh: Keju, Mentega, dan Mutiara.
g. Sistim koloid fase gas - cair (Busa)
Terbentuk dari fase terdispersi berupa gas dan medium pendispersinya berupa zat cair. Contoh: zat yang dapat menimbulkan busa atau buih, yaitu sabun, detergen, protein, dan tannin.
h. Sistim koloid fase gas - padat (Busa Padat)
Terbentuk dari fase terdispersi berupa gas dan medium pendispersi berupa zat padat, yang dikenal dengan nama busa padat. Contoh: batu apung, dan karet busa.
2. Berdasarkan Interaksinya
a. Koloid Liofil
Koloid liofil adalah koloid yang menyukai medium pelarutnya. liofil berasal dari bahasa yunani, asal kata lyo= cairan, dan philia=suka. Jadi, koloid liofil terlihat homogen, stabil, tidak tampak adanya medium pendispersi, lebih kental, dan membentuk gel. Contoh: kanji, lem, agar-agar, dan tinta warna.
b. Koloid Liofob
Koloid liofob berasal dari bahasa yunani lyo=cairan dan phobia= tidak suka, Jadi, koloid liofob tidak dapat mengikat medium pelarutnya. pada koloid liofob, zat terdispersi tidak dapat bercampur dengan baik jika ditambahkan lagi medium pendispersi. Contoh: sol belerang, sol As2s3, sol Fe(OH)3. koloid liofob yang bersifat stabil adalah sol emas.
koloid liofil dan koloid liofob yang medium pelarutnya air dinamakan koloid hidrofil dan koloid hidrofob.
C. Sifat - sifat Koloid
1. Sifat Optik
2. Sifat Kinetik
3. Sifat Elektrik
- Ionisasi partikel koloid
- Adsorpsi Ion
- Disolusi Ion
Koagulasi ialah proses penggumpalan koloid
> Koagulasi dapat terjadi karena beberapa hal diantarany:
1. Pemanasan
2. Pendinginan
3. Penambahan elektrolit
4. Pencampuran koloid yang berbeda muatan dan
5. Elektrolisis
Terbentuk dari fase terdispersi berupa gas dan medium pendispersinya berupa zat cair. Contoh: zat yang dapat menimbulkan busa atau buih, yaitu sabun, detergen, protein, dan tannin.
h. Sistim koloid fase gas - padat (Busa Padat)
Terbentuk dari fase terdispersi berupa gas dan medium pendispersi berupa zat padat, yang dikenal dengan nama busa padat. Contoh: batu apung, dan karet busa.
2. Berdasarkan Interaksinya
a. Koloid Liofil
Koloid liofil adalah koloid yang menyukai medium pelarutnya. liofil berasal dari bahasa yunani, asal kata lyo= cairan, dan philia=suka. Jadi, koloid liofil terlihat homogen, stabil, tidak tampak adanya medium pendispersi, lebih kental, dan membentuk gel. Contoh: kanji, lem, agar-agar, dan tinta warna.
b. Koloid Liofob
Koloid liofob berasal dari bahasa yunani lyo=cairan dan phobia= tidak suka, Jadi, koloid liofob tidak dapat mengikat medium pelarutnya. pada koloid liofob, zat terdispersi tidak dapat bercampur dengan baik jika ditambahkan lagi medium pendispersi. Contoh: sol belerang, sol As2s3, sol Fe(OH)3. koloid liofob yang bersifat stabil adalah sol emas.
koloid liofil dan koloid liofob yang medium pelarutnya air dinamakan koloid hidrofil dan koloid hidrofob.
C. Sifat - sifat Koloid
1. Sifat Optik
2. Sifat Kinetik
3. Sifat Elektrik
- Ionisasi partikel koloid
- Adsorpsi Ion
- Disolusi Ion
Koagulasi ialah proses penggumpalan koloid
> Koagulasi dapat terjadi karena beberapa hal diantarany:
1. Pemanasan
2. Pendinginan
3. Penambahan elektrolit
4. Pencampuran koloid yang berbeda muatan dan
5. Elektrolisis
0 comments:
Post a Comment